Bagikan

SIDOARJO- Selain berfokus melakukan aksi tanggap darurat kejadian Karhutla di sejumlah tempat, Tim BPBD Jatim saat ini juga tetap intens melakukan kegiatan peningkatan kapasitas kebencanaan kepada kelompok rentan.

Salah satu contohnya, seperti yang diberikan kepada siswa SDN Menanggal 601, Kec. Gayungan, Kota Surabaya, Selasa (24/10/2023).

Sedikitnya, 82 siswa dengan 8 guru pendamping dari sekolah ini mengikuti kegiatan pembelajaran kebencanaan yang diberikan Tim BPBD Jatim di kawasan Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), Kantor BPBD Jatim.

Selain pengenalan potensi beragam jenis bencana, para siswa juga dikenalkan cara penyelamatan saat menghadapi bencana gempa bumi, seperti, cara berlindung diri dengan kursi saat terjadi gempa.

Kecuali itu, para siswa juga dikenalkan dengan berbagai literasi kebencanaan, baik dalam bentuk buku maupun video touchscreen yang ada di Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) dan Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina).

Di akhir pembelajaran, semua siswa juga diajak berlatih simulasi penanganan darurat bencana gempa bumi.

Selain siswa SDN Menanggal, pekan lalu kegiatan serupa juga telah diikuti TK-PAUD Dharma Wanita Persatuan (DWP) Wonocolo Sepanjang Sidoarjo, TK-PAUD Soda Harapan Waru dan KB-PAUD Yayasan Pendidikan Organisasi Bank Indonesia (YASPORBI) Surabaya.

Semarak pembelajaran kebencanaan ini, juga berlangsung pada awal Oktober lalu yang diikuti siswa MINU Waru II dan siswa SD Kyai Ibrahim, Sidoarjo.

Selanjutnya, secara bergiliran kunjungan pembelajaran kebencanaan juga akan dilakukan siswa SDN Kupang Krajan Surabaya dan SDN Tropodo, Sidoarjo.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto saat ditemui di kantornya mengatakan, 14 potensi bencana yang dimiliki Jawa Timur saat ini memang harus terus disosialisasikan kepada semua masyarakat, tidak terkecuali anak-anak siswa TK-SD yang masuk kelompok rentan.

Pembelajaran kebencanaan sejak dini ini, baginya, sangat penting, mengingat mereka yang akan terdampak langsung saat terjadi bencana.

“Dengan materi yang telah diberikan, setidaknya, mereka tahu cara melindungi diri dan mengevakuasi diri saat terjadi bencana. Inilah bagian dari upaya pengurangan risiko bencana yang kita sosialisasikan kepada masyarakat,” terangnya. (*)

By yusron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *