Bagikan

SURABAYA- Maraknya bencana hidrometeorologi yang terjadi saat ini membuat BPBD Jatim semakin mengintensifkan upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana (PRB) bagi kalangan penyandang disabilitas.

Salah satunya dengan menggelar rakor dan pelatihan PRB bagi kalangan disabilitas tuna daksa yang berlangsung Jumat-Sabtu (26-27/3/2021) di Hotel Samator, Surabaya.

Pembukaan kegiatan yang dilangsungkan secara bersamaan dengan Agenda Launching Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2021 oleh BNPB ini, dihadiri Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto SE M.PSDM, Kasi Pencegahan Dadang Iqwandy ST MT, Ketua Disabilitas Motor Indonesia (DMI) Jatim Abdul Syukur dan Ketua DPD Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin ) Jatim, Maskurun Yuyun.

“Agenda yang kita gelar hari juga sekaligus untuk menyemarakkan rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun ini,” ujar Gatot saat membuka acara.

Mengapa menyasar kalangan disabilitas? Gatot Soebroto lalu menjelaskan, komunitas disabilitas merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan dan beresiko tinggi terhadap bencana.

Saat terjadi bencana, mereka sangat rentan menjadi korban, karena keterbatasan fisiknya. Kondisi itu seperti halnya yang terjadi pada kelompok anak-anak, balita, lansia, dan ibu mengandung.

“Ini juga menjadi bagian dari keinginan kita untuk bisa tangguh bersama seluruh elemen masyarakat. Siap untuk selamat,” tegasnya sambil menyuplik tema HKB 2021.

Gatot juga menjelaskan, upaya meningkatkan kapasitas dan PRB komunitas disabilitas ini juga sejalan dengan kerangka kebijakan dunia.

“Di antaranya, Yokohama Stratgey, Huogo Framework For Action (HFA) dan Sendai Framework For Disaster Risk Reduction 2015-2030 (SFDRR) yang merupakan hasil dari konferensi dunia untuk PRB ke-3 di Sendai Jepang,” tandasnya.

Sementara, Dadang Iqwandy menambahkan, pelatihan yang diikuti 100 peserta dari penyandang disabilitas ini diisi dengan berbagai materi, di antaranya terkait Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dasar, safety riding berlalu lintas dan upaya penguatan konsep diri sebagai agent of change kebencanaan.

“Goal dari semua ini adalah peningkatan kapasitas kebencanaan komunitas disabilitas dalam upaya pengurangan risiko bencana,” imbuhnya. (*)

By yusron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *