Bagikan

Musim hujan yang mulai melanda kawasan Jawa Timur menimbulkan beberapa bencana yang kerap menjadi ancaman yang perlu di antisipasi oleh warga dan beberapa sektor yang menanggani bencana. Hingga kini BMKG selaku pihak yang menganalisa beberapa  faktor tentang curah hujan masih terus melakukan pemantauan terhadap pergerakan awan hujan dan arah angin yang dapat menjadi latar belakang munculnya bencana.

Menurut hasil analisa yang dilakukan oleh BMKG terhadap pergerakan awan dan angin melalui citra satelit, untuk wilayah Jawa Timur puncak curah hujan diperkirakan ada di pertengahan Januari 2013. Dengan adanya informasi tersebut, BPBD melakukan koordinasi dengan beberapa pihak dalam rangka mengurangi dampak resiko bencana yang terjadi pada wilayah-wilayah yang berpotensi bencana.

Koordinasi itu berupa melakukan komunikasi dengan seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur dengan memberikan himbauan kepada masyarakat dan beberapa SKPD terkait untuk terut berpartisipasi dalam pengurangan resiko bencana. Hal ini ditunjukan dengan menyiapkan kebutuhan yang diperlukan bilamana banjir benar-benar menerjang wilayah tersebut. Kebutuhan yang disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur antara lain, penentuan lokasi pengungsian, ketersediaan bantuan logistik dan menyiagakan sebanyak 1700 personil relawan tagana.

Wilayah yang menjadi perhatian khusus dalam musim penghujan sebagian besar adalah wilayah yang berada pada bantarakan sungai besar di Jawa Timur. Sungai besar yang melintas di Jawa Timur antara lain Sungai Bengawan Solo dan Sungai Berantas. Sungai Bengawan Solo membentang di kurang lebih sebanyak 5 (lima) kabupaten di Jawa Timur. Kabupaten itu kerap kali menjadi muara ketika musim penghujan tiba.

Kabupaten Bojonegoro, Lamongan Tuban dan Gresik kini dapat di informasikan pada kondisi siaga dalam menghadapi bencana banjir. Penguatan di beberapa tanggul yang melintasi kabupaten tersebut telah dilakukan, namun hingga berita ini diturunkan kondisi masih mengkhawatirkan. Warga telah melakukan tindakan preventif dengan menyiapkan karung-karung pasir untuk membendung air supaya tidak masuk dalam perkampungan.

Meskipun bencana ini merupakan bencana tahunan yang kerap kali menyapa warga disaat musim penghujan harapan untuk terselamatkan dari bencana ini masih terus digantungkan oleh warga. “Semoga tahun ini tidak terjadi banjir besar sehingga aktivitas warga tidak terganggu dan tidak lagi menambah penderitaan rakyat kecil seperti kami.” Ungkap Neni yang tinggal di Kab. Bojonegoro Jawa Timur.

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *