Bagikan

Tingkat kerawanan bencana di Jawa Timur dinilai sangat tinggi, oleh karenanya program-program tentang pengurangan risiko bencana terus dialakukan dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat Jatim. Seluruh pejabat di BPBD harus memiliki semangat yang sama dengan tujuan menekan jumlah korban dan kerugian disaat terjadi bencana dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang bencana pada seluruh lapisan masyarakat.

Dengan kondisi demikian BPBD provinsi Jatim melakukan pendekatan kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya pejabat daerah melalui SKPD yang menanungi bencana untuk terus meningkatkan kapasitas masyarakatnya dalam menghadapi bencana. Untuk menyelaraskan program kerja yang dilaksanakan BPBD Provinsi, pada Kamis (22/05) diselenggarakanlah Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Se-Jatim dengan mengangkat tema Gotong Royong Dalam Menghadapi Bencana.

Seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur turut hadir dalam rangka rapat koordinas penangulangan bencana Jawa Timur. Meski masih ada lima kabupaten/kota yang belum memiliki BPBD, namun Jawa Timur masih memiliki jiwa gotong-royong dalam menanggulangi bencana. Hal ini dinyatakan oleh Akhmad Sukardi selaku Kepala BPBD Jatim. “Semangat gotong-royong harus lebih ditingkatkan, sehingga Jatim bisa lebih kuat dalam menghadapi segala tantangan kedepan, termasuk bencana”. Tegas Sukardi dalam sambutan pembukaan Rakor yang dilaksanakan di Hotel Utami, Sidoarjo.

Beberapa capaian yang telah dihasilkan oleh SKPD BPBD di Jawa Timur dalam setahun ini, nampaknya menjadi bahan untuk terus melakukan inovasi guna mewujudkan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur. Terbukti, kejadian bencana akan sangat berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat yang tertimpa musibah. Sehingga, kesejahteraan juga akan menurun seiring pemenuhan kebutuhan yang sebelumnya tidak di sangka-sangka (bencana). Oleh karenanya, ketia terjadi bencana pemerintah setempat harus segera melakukan tindakan darurat dalam rangka menyelamatkan kesejahteraan dan pola hidup penyintas (korban).

Sukardi yang juga merupakan Sekretaris Daerah Jatim menyampaikan apresiasinya kepada seluruh masyarakat Jawa Timur atas peran aktif dalam penanganan erupsi Gunungapi Kelud. “Masyarakat harus diberikan pemahaman untuk sadar terhadap ancaman bencana di sekitarnya dan juga harus bergotong royong untuk membantu sesama yang terkena musibah.” Pesan Kepala BPBD kepada seluruh peserta yang hadir.

Erupsi Gunungapi Kelud

Meletusnya Kelud pada Kamis (13/02) menjadi perisjiwa yang bersejarah bagi masyarakat Jawa Timur. Gunungapi aktif tersebut menjadi salah satu bukati bahwa masyarakat Jawa Timur masih memiliki rasa gotong-royong dan melewati masa tanggap darurat bencana dengan lancar. Luasan wilayah yang mengalami dampak langsung, mengakibatkan bencana ini menjadi perhatian tidak hanya masyarakat Jatim saja namun seluruh Indonesia. Berbondong-bondong kekuatan relawan Jatim turut dalam melakukan pelayanan kepada korban. CRS berbagai perusahaan ikut andil untuk saling melengkapi kebutuhan dasar pengungsi. Kalangan media juga tak ingin kalah dalam membantu untuk memberikan informasi yang berimbang kepada khalayak luas. “Itulah Jatim, semua saling melengkapi.” Tegas Sukardi.

Untuk memberikan penghargaan kepada elemen yang mendorong lancarnya kegiatan penanganan erupsi Gunungapi Kelud, maka dalam rakor BPBD Jatim memberikan apresiasi kepada mereka. Dalam kesempatan ini, Akhmad Sukardi juga memberikan penghargaan simbolis kepada organisasi kemasyarakatan dalam rangka penanganan erupsi Gunungapi Kelud. Terpilih Organisasi Jangkar Kelud (Kediri), Forum Pengurangan Risiko Bencana, Relawan Kampus, PT. Semen Indonesia dan Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Timur untuk menerima piagam penghargaan dari Gubernur. 

Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur juga turut andil memeriahkan Rakor ini. Dari loby hotel, beberapa foto kegiatan penanganan Kelud menjadi saksi bahwa bencana tersebut menjadi magnet bagi seluruh kalangan. Pasukan TNI dan Polri yang melakukan pembersihan rumah warga dari debu vulkanik, pelayanan kebutuhan dasar yang dilakukan relawan serta cakupan wilayah yang terdampak erupsi juga tertempel di dinding hotel.

Tidak kalah menariknya, FPRB yang merupakan penggiat Penanggulangan Bencana dengan anggota oraganisasi penggiat dan pemerhati bencana ini juga memberikan hiburan yang dikemas dengan apik dalam Gelar Budaya Apresiasi Paska Erupsi Gunungapi Kelud. Kegiatan ini sebagai sarana komunikasi dan hiburan kepada seluruh peserta rapat. Acara ini menampilkan tari-tarian khas Jawa Timur dengan puncak pagelaran yaitu wayang orang dengan mengangkat legenda Kelud.

Gelar budaya dikahiri dengan menampilkan warga sekitar lereng Kelud yang masih melestarikan budaya Larung Sesaji di Gunung Kelud. Prosesi-demi prosesi ditampilkan lengkap dengan miniatur tumpeng dan dandanan yang cantik dari para penari. Kegiatan larung sesaji masih dilestarikan, agar alam tetap bersahabat dengan manusia meski hidup berdampingan dengan bencana.

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *