SIDOARJO- Selama dua hari ini, sebanyak 11 mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Bencana Angkatan 12 (MB Cohort-12) Universitas Pertahanan (Unhan) Bogor melakukan kunjungan studi kebencanaan di Jawa Timur.
Kunjungan pertama, dilakukan di kantor BPBD Jatim Jl Letjen S. Parman 55 Waru Sidoarjo, hari ini, Sabtu (29/1/2022).
Sedang kunjungan kedua, akan dilakukan di lokasi erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, besok (Minggu, red.).
Di kantor BPBD Jatim, kunjungan delegasi Unhan yang dipimpin Prof Syamsul Maarif M.Si (mantan Kepala BNPB) dan Dr Sugimin Pranoto (Dosen pembimbing) ini, disambut Kalaksa BPBD Jatim Drs Budi Santosa bersama segenap jajaran pejabat eselon III.
Selain menerima paparan soal perkembangan penanganan erupsi Gunung Semeru, rombongan Unhan juga dikenalkan kinerja Pusat Pengendalian Data dan Operasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jatim.
Saat menerima paparan kejadian dan penanganan erupsi Gunung Semeru, sejumlah mahasiswa pun tertarik dengan kemandirian warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kec. Candipuro dalam melakukan upaya penanggulangan bencana di wilayahnya.
Wilayah Dusun Sumberlangsep yang sempat terisolir, lantaran putusnya Jembatan Limpas Sumberlangsep, akibat hantaman lahar dingin, awal Januari 2022 ini memang mampu tertangani dengan cepat.
Itu karena warganya bergerak melakukan aksi mandiri bersama relawan, mulai dari mengelola distribusi bantuan hingga membangun dapur umum untuk kebutuhan warga.
Kemandirian yang terbangun lantaran Desa Jugosari telah berstatus sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) inilah yang membuat delegasi Unhan tertarik untuk menggali informasi lebih dalam.
“Dibentuknya Destana itu memang bertujuan untuk membangun kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana. Nah, langkah cepat yang dilakukan warga Jugosari itu sesungguhnya merupakan implementasi dari upaya pemberdayaan yang telah dilakukan terhadap mereka,” papar Budi Santosa.
Saat ini, sambung Budi, konsep pemberdayaan masyarakat merupakan langkah yang paling tepat dalam penanggulangan bencana. Sebab, yang dibangun adalah kemandirian dan kemampuan warga.
“Jadi pemerintah hanya memfasilitasi kebutuhannya saja,” jelasnya.
Rencananya, selain melakukan studi lapangan, delegasi Unhan juga akan menyerahkan bantuan kepada pengungsi Semeru, berupa, makanan rendang, sabun cair, obat-obatan dan vitamin (*)