NGANJUK – Menghadapi Musim Hujan dan fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung tahun 2021, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa minta Pemerintah Kabupaten/kota bersama Forkompinda dan segenap unsur pentahelix untuk segera melakukan aksi mitigasi.
Langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana itu disampaikan Gubernur saat menjadi inspektur Apel Siaga Banjir menghadapi musim hujan Tahun 2021/2022 di Kab. Nganjuk, tepatnya di Kawasan Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Kec. Rejoso.
Turut mendampingi Gubernur, Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan, Danrem 081/Dsj Kolonel Inf Waris Ari Nugroho, Kanit Polda Jatim, Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Kepala BBWS Brantas, Kepala BBWS Bengawan Solo dan sejumlah OPD Pemprov Jatim.
Di antaranya, Kepala Bappeda Jatim, Kadis PU SDA, Kadinsos Jatim, dan Kalaksa BPBD Jatim Bapak Drs Budi Santosa.
Turut hadir dari BPBD, Bapak Kabid PK Gatot Soebroto SE M.PSDM, Bapak Kabid RR Andhika N Sudigda ST, M.Si, Bapak Kasie Kedaruratan Satriyo Nurseno, S.STP, M.IP, segenap pejabat eselon IV dan satu regu TRC BPBD Jatim.
Usai memimpin gelaran apel tersebut, Gubernur Khofifah menyerahkan secara simbolis beberapa peralatan siaga banjir. Di antaranya, Life Jacket yang diberikan kepada 5 orang perwakilan dari Dinas PU SDA Prov Jatim, BPBD Jatim, BBWS Brantas, Dinsos Prov Jatim dan PT Jasa Tirta I.
Agenda apel siaga lalu dilanjutkan dengan inspeksi peralatan dan pasukan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon.
Terkait langkah mitigasi, Gubernur menyampaikan tiga pesan wajib yang harus untuk dilakukan sebagai standar aksi penanggulangan bencana, yakni, Harus Siaga, Harus Tanggap dan Harus Galang.
Harus siaga, berarti, siaga dengan kemungkinan bencana apapun yang akan terjadi. Harus Tanggap, berarti, tanggap mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan solusi saat terjadi bencana, dan Harus Galang, berarti, siap bersatu menggalang kebersamaan dengan melibatkan para relawan serta segenap unsur pentahelix dalam penanggulangan bencana.