SIDOARJO- Sebagai upaya menekan angka lonjakan penularan Covid-19 pasca liburan, Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Covid-19 Pusat, Letjen TNI Doni Monardo bersama sejumlah pejabat BNPB dan anggota Satgas Covid-19 Pusat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur.
Kunjungan singkat yang dilaksanakan di Gedung VVIP Room, Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (1/4/2021) ini dalam rangka pengetatan kedatangan tenaga migran dari luar negeri yang hendak kembali ke tanah air, utamanya menjelang lebaran tahun ini, 1442 Hijriah.
Turut menyambut kedatangan rombongan ini, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Plt Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi selaku Gugus Tugas Promotif Preventif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi Direktur RSUD dr Soetomo selaku Gugus Tugas Kuratif dan dr Kohar Hari Santoso direktur RSUD dr Saiful Anwar Malang selaku Gugus Tugas Tracing.
Selain itu, juga hadir jajaran pejabat TNI, Polri dan pejabat eselon III di lingkungan BPBD Jatim, seperti, Sekretaris BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Gatot Soebroto, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Andhika N Sudigda dan Kabid KL Sriyono, serta tenaga Ahli Kebencanaan Suban Wahyudiono.
“Kehadiran Satgas Covid-19 kali ini untuk mengingatkan Pemprov Jatim agar terus memperketat pintu masuk bagi tenaga migran yang akan pulang dari luar negeri dengan melakukan pemeriksaan secara detail,” ujar Doni.
Ia juga mengimbau agar tenaga migran bisa menunda kepulangannya ke tanah air, kecuali mereka yang sudah kehilangan pekerjaan.
Dalam upaya memperketat pengawasan, Doni juga menganjurkan agar Pemprov Jatim membuat Satgas Karantina. Upaya itu untuk lebih memaksimalkan dan memudahkan dalam mengkoordinir para tenaga migran yang tiba.
“Tentu, disini bantuan dari TNI dan Polri sangat penting sekali,” sarannya.
Doni juga mengapresiasi capaian Jatim dalam menekan angka kasus Covid-19 yang terus terkendali. Bagi Doni, hal tersebut merupakan penurunan jumlah kasus yang luar biasa dalam 3 bulan terakhir.
“Kasus aktif jauh di bawah kasus aktif nasional, angka kesembuhan di atas angka nasional, hanya saja yang kurang adalah angka kematian masih di atas nasional,” imbuhnya.
Sementara, Wagub Jatim Emil E. Dardak mengatakan, setelah mendapat paparan dari Kepala BNPB, ternyata walaupun (tenaga migran) sudah swab PCR di tempat asal mereka dengan hasil negatif, bisa saja mereka akan positif saat diswab PCR di tanah air.
“Bahkan yang negatif pun bisa positif setelah proses di karantina. Itu karena swab kedua setelah masa inkubasi,” paparnya.
Untuk itu, kata Emil, ada dua solusi yang sedang telah disiapkan. Pertama, dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan juga Kementerian Kesehatan.
Kedua, mempersiapkan rumah karantina bagi tenaga migran dan memperhitungkan kapasitas tampung selama lima hari.
“Disini dua kata kuncinya, yaitu kapasitas testing yang terkait dengan ketersediaan Reagen, dan kapasitas daya tampung untuk tenaga migran di rumah karantina selama lima hari,” tandasnya. (*)