SURABAYA- Melonjaknya angka Covid-19 di Jatim saat ini menginisiasi jajaran direksi Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dan berbagai elemen peduli Covid-19 untuk mendorong para penyintas Covid-19 di Jatim agar mau melakukan donor Plasma Konvalesen.
Dorongan untuk melakukan donor Plasma konvalesen itu dirumuskan melalui rapat koordinasi yang digelar di Tenda A, RSLI Surabaya, Rabu (6/1/2021).
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Kepala RSLI, Kol. (CKM) dr. Krisna Murti, dr Agus Harianto, dr Nevy, SpP; dr Fauqa AA, perwakilan Dinkes Jatim dr Ninis Kartisari dan drg Benny Angarbito, perwakilan BPBD Jatim Kasie Kesiapsiagaan Apal Supendi, dan perwakilan RSUD dr Soetomo dr Agi.
Selain itu, hadir pula perwakilan dari PMI Surabaya dr. Martono, Perwakilan Alumni Penyitas Covid-19 Edy Sukotjo dan Teguh Prihandoko, serta sejumlah relawan survival Covid-19, baik dari kalangan akademisi maupun dunia usaha, seperti, Leonika Sari (Redblood) dan Merry Tanhart (Persos Hwa Indonesia).
Dalam pertemuan itu, berbagai elemen strategis Jatim ini mendorong agar segera diselenggarakan kegiatan donor plasma konvalesen, yang diprioritaskan bagi penyintas Covid-19 ‘lulusan’ RSLI Surabaya.
“Harapannya, setelah penyintas Covid-19 dari RSLI, akan diikuti penyintas Covid-19 dari rumah sakit lainnya,” ujar Waka RSLI dr Krisna Murti.
Donor plasma konvalesen itu sendiri bisa dilakukan di kantor pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya dan sejumlah unit teknis PMI.
Mengapa perlu digelar donor plasma konvalesen? dr Krisna Murti menjelaskan, bahwa plasma konvalesen bisa menjadi terapi yang aman untuk penyembuhan pasien Covid-19.
“Saat ini kebutuhan plasma itu cukup tinggi karena semakin melonjaknya angka kasus Covid-19 di semua daerah,” ujarnya.
Sekadar diketahui, plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh. Namun tidak semua pasien Covid-19 yang sembuh plasma darahnya memiliki plasma konvalesen yang layak didonorkan.
Plasma tersebut juga tidak selamanya berada di tubuh para penyintas Covid-19. Biasanya, setelah tiga bulan pasca kesembuhan, plasma konvalesen akan hilang dari tubuh penyintas.
“Tapi para penyintas Covid-19 masih bisa donor untuk plasma yang non konvalesen,” imbuhnya. (*)