SURABAYA- Hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, Selasa (28/4/2020), BPBD Prov. Jatim langsung terjun tangani warga terdampak Covid-19 di Surabaya dan Sidoarjo.
Di Surabaya, sebanyak 20 pedagang kaki lima (PKL) penjual makanan diberdayakan melalui pemesanan nasi bungkus. Para pedagang yang tersebar di 10 titik itu masing-masing dipesani nasi bungkus senilai Rp 15 ribu sebanyak 50 bungkus.
Nasi bungkus yang total jumlahnya mencapai 1000 paket itu lalu didistribusikan kepada masyarakat terdampak Covid-19 saat buka puasa dan makan sahur. Sejumlah titik PKL yang diberdayakan, di antaranya, berada di wilayah Pandegiling, Pagesangan, Wiyung, Rolak Wonokromo dan Rolak Sepanjang. Titik itu akan berpindah setiap hari.
Warsih, salah satu penjual makanan di sekitar Rolak Wonokromo mengaku sangat berterima kasih dengan langkah yang dilakukan Gubernur Jatim, melalui BPBD ini.
“Maturnuwun Bu Gubernur. Dengan begini, jualan saya bisa laku,” ujar PKL yang mangkal di Rolak Wonokromo ini.
Selain PKL, upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat terdampak Covid-19 juga dilakukan BPBD terhadap warga korban PHK di Sidoarjo.
Sedikitnya, 20 warga korban PHK asal Sidoarjo kini dipekerjakan BPBD Jatim untuk pengemasan paket sembako yang akan didistribusikan kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Setiap harinya, mereka bekerja mulai pukul 08.00 Wib hingga pukul 16.00 Wib di Posko Penanganan Dampak Covid-19 yang berada di Gedung Negara Grahadi.
Dari sekian warga yang dipekerjakan, mayoritasnya merupakan korban PHK atau pekerja harian yang telah kehilangan pendapatannya pasca pandemi Covid-19.
Hadi Iswoyo (50) misalnya. Pria dua anak ini mengaku sudah dua bulan terakhir tidak lagi bekerja, karena perusahaan yang diikutinya berhenti berproduksi. Hal itu juga menimpa istrinya yang bekerja di pabrik berbeda. “Kalau istri saya, baru tiga mingguan ini,” katanya.
Yang membuatnya bingung, selama ini ia bersama keluarganya masih ngekos di wilayah Buduran, Sidoarjo. “Nggeh pancen bingung, mas. Nggak cuma bayar kos, untuk makan kami berempat setiap hari kan juga butuh uang,” keluhnya.
Lantaran itu, pria asal Magetan ini, kini merasa sangat bersyukur karena bisa mendapat tambahan penghasilan setelah bekerja harian di posko BPBD Jatim.
“Kalau saya dulu kerjanya serabutan, mas. Sekarang ya mandek total. Tapi sekarang lumayan ada pemasukan dari sini,” ujar Hardiyo (45), warga Candi, Sidoarjo yang juga ikut dipekerjakan BPBD Jatim di Posko Gugus Tugas, Grahadi.
Sementara, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Suban Wahyudiono mengatakan, apa yang dilakukan pihaknya ini merupakan perwujudan dari instruksi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa tentang penanganan masyarakat terdampak Covid-19.
“Seperti yang disampaikan Ibu Gubernur, bahwa kita harus pro aktif melakukan kegiatan yang bisa membantu meringankan beban masyarakat terdampak. Apalagi saat ini PSBB sudah diberlakukan,” ujarnya.
Rencananya, upaya pemberdayaan masyarakat terdampak Covid-19 ini akan terus dilakukan selama pemberlakuan PSBB. “Semoga pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir,” ujarnya penuh harap. (*)