Bagikan

Peringatan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2015

Tsunami di samudera Hindia nampaknya menjadi latar belakang para pemimpin dunia untuk lebih baik mengelola risiko dan mengekang dampak bencana. Tercatat, tsunami yang terjadi pada Desember 2004 tersebut merenggut sedikitnya 227.000 jiwa. Oleh karenanya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan inisiasi untuk merumuskan kerangka kerja pengurangan bencana.

Pertemuan lanjutan yang di laksanakan di Sendai Jepang yang dikenal dengan SF-DRR membuahkan kesepakatan empat prioritas tahun 2015-20130. Konferensi dunia tersebut menghasilkan beberapa rencana aksi tentang pengurangan bencana. Target global dari Kerangka kerja untuk dicapai selama 15 tahun ke depan diantaranya : (1) Memahami risiko bencana; (2) Penguatan tata kelola untuk mengelola risiko bencana; (3) Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan komunitas; dan (4) Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif, dan untuk “membangun dengan lebih baik” (build back better) dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekontruksi.

Dalam mewujudkan target tersebut, Badan PBB yaitu United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR), pada tahun 2009 telah menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai hari peringatan Pengurangan Risiko Bencana Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction). Seluruh negara yang tergabung dalam konferensi, memperingatinya merujuk pada budaya pengurangan risiko bencana yang telah disepakati.

Dalam penanggulangan bencana saat ini harus disadari bahwa kompleksitas dari strategi penanganan permasalahan bencana memerlukan suatu kerjasama dan dukungan semua pihak. Pengembangan budaya pengurangan risiko bencana, harus dilakukan secara terpadu dan sistematis. Sehingga target yang ditetapkan bukan hanya sekedar dokumen yang disepakati, melainkan benar-benar terwujud membangun masyarakat yang tangguh mengahadapi bencana.

Di Indonesia, peringatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) telah menjadi agenda Nasional setiap tahunnya. Tahun ini, merupakan kali ke lima peringatan PRB diselenggarakan dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Adapun peringatan tersebut dilaksanakan bergilir di seluruh provinsi se Indonesia. Yogyakarta menjadi provinsi yang menyelenggarakan bulan peringatan PRB pada tahun 2011 dan 2012. Tahun berikutnya dilaksanakan di Provinsi NTB tepatnya di Kota Mataram. Setahun yang lalu kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Bengkulu.

Lima tahun berjalan, Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia menjadi prioritas bagi pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya isu bencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019. Oleh karenanya peran serta masyarakat bersama dunia usaha juga sangat diharapkan untuk dapat mengurangi dampak bencana dan mewujudkan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.

Kegiatan peringatan PRB tahun ini akan digelar di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Solo. Berbagai macam rangkaian kegiatan telah disiapkan, diantaranya adalah perlombaan yang wajib diikuti oleh seluruh Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se Indonesia. Selain itu, pameran yang memamerkan program PRB yang dilaksanakan di seluruh Indonesia juga akan ditampilkan selama peringatan ini berlangsung. Seminar dan workshop tentang kebencanaan digelar sebagai sarana sosialsasi kepada masyarakat luas.

Jawa Timur yang merupakan wilayah rawan bencana juga berpartisipasi aktif dalam pekan bulan PRB. Tim dari BPBD Jawa Timur mengikuti berbagai lomba yang diselenggarakan, seperti lomba pemetaan daerah rawan bencana dan cerdas cermat kebencanaan. Selain itu BPBD Kota/Kabupaten se Jawa Timur juga dikerahkan untuk meramaikan kegiatan workshop dan berbagai macam konverensi yang telah disusun panitia.

Pelaksanaan kegiatan peringatan PRB ini hanyalah sarana untuk dapat menyadarkan masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan bencana. Bila masyarakat telah paham akan bahaya yang ditimbulkan maka akan muncul kesadaran dan dengan sendirinya meningkatkan kapasitas masing-masing individu atau kelompok untuk menanggulangi bencana. Selebihnya, masyarakat akan berupaya untuk menjadi tangguh dalam menghadapi bencana.

-SELAMAT HARI PENGURANGAN RISIKO BENCANA INTERNASIONAL, 13 OKTOBER 2015-
“Pengurangan Risiko Bencana Untuk Pembangunan Berkelanjutan”

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *