Bagikan

Guna meningkatkan profesionalisme personil Satuan Reaksi Cepat (SRC) Penanggulangan Bencana Wilayah Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi pelatihan penanganan korban bencana banjir di Bendungan Gerak Bojonegoro (26-28/11). Kabid Perencanaan Darurat BNPB Eko Budiman mengatakan, simulasi tersebut tujuannya untuk mengecek kesiapan dari SRC yang biasa diturunkan untuk bencana yang sifatnya ekstrim yang terjadi di masing – masing wilayah, yakni terkait kesiapan peralatan dan pesonil. 

“Selama tidak ada bencana yang sifatnya ekstrim. Yang kita lakukan terus menggelar latihan untuk menciptakan personil-personil yang mahir,” ujarnya, Rabu (27/11). Ia menjelaskan, pelatihan selama tiga hari dilakukan di Bendung Gerak yang ada di Ngringin Rejo Kalitidu, dengan alasan tempatnya mudah di jangkau kendaraan dan berada di wilayah Bengawan Solo.

Kepala BPBD Bojonegoro Amir Syahid menyambut baik adanya pelatihan tersebut dan siap membantu mempersiapkan lokasi untuk pelatihan yang juga menggunakan helicopter tersebut. Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Bojonegoro, Yudhy S menambahkan, setiap banjir yang diakibatkan oleh luapan Bengawan Solo tak jarang menimbulkan korban jiwa apakah karena tenggelam atau terbawa arus banjir.

Namun ada ironi yang harus kita ketahui bahwa banyak di antara korban jiwa justru bukan berada di Bengawan Solo namun digenangan baik sekitar rumah ataukah pekarangan. “Dengan adanya simulasi ini akan menambah wawasan masyarakat sekitar jika menghadapi bencana banjir,” pungkasnya. 

Mengantisipasi banjir yang diperkirakan terjadi pada bulan November hingga April 2014 nanti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro terus melakukan berbagai upaya, salah satunya berkoordinasi dengan lintas sektor.

“Koordinasi kita terkait dengan sarana prasarana, personil dan kesiapan yang ada,” kata Kepala BPBD, Amir Syahid, Kamis (28/11). Ia menjelaskan, sarana prasarana itu meliputi pompa, peralatan evakuasi, dapur umum dan sebagainya. Seluruh peralatan tersebut akan dicek kondisinya sebagai langkah antisipatif datangnya banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Selain itu, lanjut Amir, beberapa waktu lalu dalam rapat antara camat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait menyebutkan bahwa langkah aitisipasi banjir akah diurus lembaga di tingkat kecamatan. Lembaga tersebut akan menangani sekitar 12 item yang diantaranya meliputi proses evakuasi, dapur umum, SAR, informasi, mitigasi dan sebagainya.

“Di kecamatan-kecamatan akan dibentuk lembaga bencana sehingga ketika terjadi banjir, rujukannya di tempat tersebut,” imbuh mantan Camat Balen ini. Berdasarkan pengalaman, banjir pernah menerjang 126 desa di 16 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Tak hanya merendam harta benda, banjir tahunan juga menelan korban jiwa.

 

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *