Bagikan
Penyusunan rencana kontijensi adalah amanah dari undang-undang, hal ini mendorong BPBD Prov. Jatim untuk merampungkan dokumen tersebut pada setiap ancama n bencana dan setiap wilayah yang terdampak. Ancaman banjir semakin tinggi disaat musim penghujan mulai datang. Terlebih pada sepanjang aliran sungai yang banyak melintas di Jawa Timur.
 
Bengawan Solo merupakan salah satu perhatian khusus dalam konteks penanggulangan becana. Sungai yang melintas di 5 (lima) kabupaten di Jawa Timur ini setiap tahunnya menjadi ancaman tersendiri bagi warga masyarakat yang berada di bantaran sungai. Rencana kontijensi menjadi penting untuk diaplikasikan menjadi rencana aksi, minimal dalam rangka mensosialisasikan dokumen yang telah disusun.
 
Acara yang diselenggarakan pada Selasa (16/07) ini menghadirkan observer dari lembaga internasional  juga dipantau oleh Pusdalops BNPB. Lembaga internasional yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain dari UNOCHA, AIFDR yang telah menjadi patner BPBD Jatim dalam penanggulangan bencana. 
 
Teble Top Exercise (TTX) merupakan kegiatan dalam rangka mengaplikasikn rencana kontijensi yang telah disusun kedalam aktivasi rencana operasi. Acara yang akan diikuti oleh wilayah yang berdampak luapan sungai Bengawan Solo ini pertama kalinya di Indonesia yang akan mengaplikasikan dokumen kontijensi dalam rencana operasi dalam penanggulangan becana. 
 
Acara yang dilaksanakan di Halaman kantor BPBD Prov. Jatim ini akan mengaktivasi segala kemampuan tehnologi yang dimiliki oleh BPBD. Komunikasi adalah hal yang penting saat terjadi bencana, sehingga dalam acara TTX kali ini akan menitik beratkan pada informasi yang berada di 5 wilayah yang dialiri oleh sungai Bengawan Solo. 
 
Adapun wilayah yang menjadi komunikan (penyampai informasi) aplikasi rencana operasi ancaman banjir Bengawan Solo adalah Kab. Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. Nantinya kegiatan ini akan menjadi latihan bagi para pelaku dan pengambil kebijakan bencana banjir di aliran Bengawan Solo saat banjir benar-benar menggenangi wilayah mereka.
 
Dalam simulasi ini, diskenariokan lima kabupaten/kota yang dilalui aliran Bengawan Solo di antaranya Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik dilanda banjir akibat curah hujan cukup tinggi . Informasi awal ini disampaikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Dengan adanya informasi awal ini selanjutnya koordinasi dilakukan pihak BPBD Kabupaten/kota dengan para pemangku kepentingan di daerah. 
 
BPBD Jatim memiliki tugas koordinasi memantau segala upaya yang dilakukan Kabupaten/kota selanjutnya jika ada kebutuhan permintaan bantuan BPBD Jatim akan mensupport semua jenis kebutuhan penaggulangan bencana di daerah. “Dengan adanya dokumen kontigensi ini, dapat kita ketahui kekuatan masing-masing pemangku kebijakan daerah dalam menangani bencana banjir,” tambah Sudarmawan Kalak BPBD Prov. Jatim.
 
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Sudarisman menambahkan, untuk kegiatan table top exercise ini, BPBD menggandeng beberapa insansi terkait diantaranya, PMI, Dinsos, Dinkes, PU Pengairan, Kodam, Polri, SAR, Pramuka dan LSM. “ Setelah simulasi ini, nanti aka nada evaluasi, terkait pelaksanaan dan langkah apa kedepan,’Kata Kadarisman.
 
Dikatakan Sudarisman, dengan adanya renkon penanggulangan bencana ini, tupoksi masing-masing instansi lebih jelas, sehingga penanganan bencana lebih cepat dan maksimal. “Setelah terjadi bencana semua SDM dikerahkan, siapa mengerjakan apa sehingga tidak kebingungan tugas masing-masing,’Tambahnya.
 
Seperti diketahui, penyusunan dokumen kontigensi banjir Bengawan Solo tingkat provinsi telah tuntas. Penyusunan dokumen dengan menggandeng UN-OCHA serta lembaga lembaga swadaya masyarakat ini merupakan amanah UU 24 Tahun 2007 tentang penanganan bencana.

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *