Bencana banjir yang sering terjadi karena dampak dari aliran Sungai Bengawan Solo kini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Jawa Timur. Sungai yang memiliki hulu di Solo ini, kini kondisinya terpantau kritis saat memasuki musim peghujan. Beberapa titik yang berada di bibir sungai yang terletak di Jawa Timur akan tergenang dan melumpuhkan aktifitas warga sekitaran Bojonegoro, Tuban, Lamongan ,Gresiki dan Ngawi serta khususnya warga masyarakat yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo.
Berdasarkan kejadian yang terus-menerus menimpa warga 5 kabupaten tersebut, BPBD Jawa Timur dan UN-OCHA serta lembaga lembaga lainnya akan mengawal penyusun rencana kotinjensi bencana banjir sungai Bengawan Solo sampai final. Penyusunan ini di laksanakan dalam rangka melakukan amanah UU 24 Tahun 2007 tentang penanganan bencana.
Mengingat dokumen kontijensi sifatnya penting bagi masyarakat, maka BPBD melibatkan banyak pihak untuk melakukan penyusunan. Beberapa elemen seperti SKPD terkait, Perguruan Tinggi (PT) dan beberapa BUMN serta LSM dilibatkan dalam rangka melakukan review terhadap perkembangan terkini aliran Sungai Bengawan Solo.
Persiapan penyamaan persepsi terhadap konsep yang akan ditampilkan pada dokumen kontijensi telah dilakukan secara komperhensif. Pemaparan konsep dilakukan pada Kamis (7/02). “Dokumen yang akan disusun hendaknya merupakan dasar untuk rencana operasi ketika terjadi bencana banjir di Bengawan Solo.” Ungkap Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur dalam sambutannya.
Kegiatan yang dilaksanakan di RM Agis ini membicarakan bagaimana metode yang akan dilakukan dalam penyusunan dokumen. Beberapa narasumber yang hadir memaparkan tentang konsep kotijensi dan beberapa elemen yang harus tertuang dalam dokumen tersebut. Sehingga rencana operasi yang akan diharapkan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan tidak hanya sekedar menyusun dokumen.
Peran serta masyarakat juga sangat penting, karena merekalah yang menjadi subyek dalam segala kebijakan yang dilakukan pemerintah. Dengan melibatkan masyarakat, kebutuhan mendasar yang diinginkan oleh masyarakat dapat diwujudkan dalam dokumen rencana kotijensi yang akan dibuat. Pelaku usaha yang berada di wilayah aliran sungai juga akan dilibatkan sebagai wujud good goverment.
Nantinya, kotijensi merupakan dokumen yang penting dalam pengurangan resiko bencana di Jawa Timur, khususnya di bantaran Sungai Bengawan Solo. Ke depan diharapkan apapun bencana yang terjadi di Jawa Timur resiko bencana dapat menekan korban diakibatkan bencana.