Bagikan

Status Gunungapi Ijen yang mulai tanggal 18 Desember 2011 oleh PVMBG dinaikkan menjadi Siaga (level III), langsung di respon cepat oleh BPBD Jatim dengan membentuk tim kaji cepat yang dipimpin langsung Kepala Pelaksana BPBD Jatim untuk memantau perkembangan aktifitas Gunungapi Ijen di 3 (tiga) wilayah yaitu Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.

Senin pagi (19/12) Kepala Pelaksana BPBD Jatim Drs. Siswanto, MM beserta tim dari BNPB langsung berangkat menuju Kabupaten Situbondo sebagai salah satu wilayah yang akan terimbas apabila terjadi letusan Gunungapi Ijen. Di Situbondo BPBD Jatim beserta tim melakukan rapat koordinasi siaga darurat Gunung Ijen dengan BPBD kabupaten Situbondo, Kasdim 0823, Polres Situbondo, Dinas Sosial Situbondo, Bakesbangpol Situbondo, Camat Banyuputih, Camat Asembagus dan Perangkat Desa. Wilyah Kabupaten Situbondoro sendiri yang terimbas erupsi dari Gunungapi Ijen meliputi Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Banyuputih, terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Samir. Sedangkan dalam rangka menghadapi siaga darurat Gunungapi Ijen ini BPBD Situbondo telah melakukan langkah-langkah antisipasi diantaranya mensosialisasikan dan mengimbau masyarakat khususnya yang tinggal tinggal di bantaran sungai akan bahaya air sungai Samir yang tercemar mengandung sulfur, meyiapkan jalur dan tempat evakuasi, mendirikan posko lapangan di Kecamatan Asembagus (Desa Bantal) dan Kecamatan Banyuputih (Desa Sumberrejo) dan menyiapkan makanan siap saji, buffer stock serta dapur umum yang sewaktu-waktu bisa dipergunakan apabila terjadi pengungsian.

Dihari kedua Selasa (20/12) tim melakukan pantauan langsung ke Kabupaten Bondowoso. Di Bondowoso sendiri wilayah yang terimbas letusan Gunungapi Ijen adalah Kecamatan Sempol yang meliputi Desa Kali Anyar, Kali Gedang, Watu Capil dan Desa Giri Malang dengan jumlah penduduk di 4 Desa tersebut adalah 8.000 jiwa. Di Kabupaten Bondowoso BPBD Jatim beserta tim juga melakukan rapat koordinasi dengan BPBD Kabupaten Bondowoso yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah H. Marsito, SH. M.Si selaku kepala BPBD Bondowoso. Dalam kesempatan ini BPBD Bondowoso juga telah menyiapkan antisipasi dalam menghadapi ancaman dari letusan Gunungapi Ijen ini, diantaranya mendirikan posko di Kantor Kecamatan Sempol; menyiapkan tempat pengungsian di Kecamatan Sempol (Pesanggrahan, lapangan sepakbola dan kalisat); menyiapkan pos kesehatan di Puskesmas Sempol, Pos Kesehatan di Desa Sumberrejo, Kali Gedang dan Dusun Belawan.

Setelah melakukan pantauan langsung di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso tim bergerak menuju Kabupaten Banyuwangi, Rabu (21/12). Di Kabupaten Banyuwangi, Kepala Pelaksana BPBD Jatim meninjau lokasi Gunungapi Ijen dari Paltuding yang merupakan pintu masuk menuju kawah ijen. Dari pantauan langsung Gunungapi Ijen tidak terlihat karena cuaca hujan gerimis disertai embun. Setelah itu tim bergerak menuju pos pantau Gunungapi Ijen yang berada di Desa Mekarsari Kecamatan Licin. Di pos pantau Gunungapi Ijen tim bertemu langsung dengan Bambang Heriyanto kepala pos pantau Gunungpi Ijen. Dalam koordinasi dengan pos pantau Gunungapi Ijen, Kepala pos pantau menyampaikan sampai saat ini kondisi aktifitas Gunungapi Ijen masih dalam status siaga sehingga BPBD diminta untuk terus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Setelah itu tim bergerak melanjutkan koordinasi dengan BPBD Banyuwangi. Dalam penyampaiannya Drs. Abdullah selaku Plt. Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi mengatakan bahwa untuk Kabupaten Banyuwangi sendiri wilayah yang terimbas letusan Gunungapi Ijen meliputi Kecamatan Licin, Kalipuro dan Kecamatan Wongsorejo dengan jumlah penduduk 1.470 jiwa. BPBD Banyuwangi juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi seperti mendirikan posko di Kecamatan Licin, Kalipuro dan Kecamatan Wongsorejo; menyiapkan tempat pengungsian di Balai Diklat PNS di Desa Taman Sari Kecamtan Licin.

Selama 3 (tiga) hari melakukan pemantauan langsung ke 3 wilayah yang terimbas letusan Gunungapi Ijen, Drs. Siswanto, MM menyampaikan bahwa kita BPBD Jatim sendiri sudah melakukan langkah-langkah antisipasi kesiapsiagaan dalam siaga darurat Gunungapi Ijen ini dianaranya terus melakukan koordinasi dengan PVMBG (pos pantau Gunungapi Ijen) di Desa Mekarsari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi; mendirikan posko aju dimasing-masing Kabupaten; serta BPBD Jatim juga Mendorong agar BPBD Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi untuk membentuk struktur organisasi komando siaga darurat Gunungapi Ijen yang melibatkan semua Badan/Dinas/Instansi/Lembaga terkait seperti TNI, POLRI, SAR, Dinsos, Dinkes, PU dll;

Gunungapi Ijen sendiri memiliki danau yang sewaktu-waktu berpotensi menjadi lahar dingin dengan volume mencapai 30 juta m3 yang mengandung sulfur dan H2S serta dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia, untuk itu diperlukan kesiapsiagaan dan persiapan evakuasi. Dengan ditetapkannya status Gunungapi Ijen menjadi siaga, maka jarak 1,5 km dari bibir kawah harus disterilkan dari segala aktifitas baik pariwisata maupun masyarakat penambang belerang, namun belum diperlukan untuk mengevakuasi masyarakat yang bermukim di daerah aliran lahar dingin. Sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak panik dan terus memperhatikan perkembangan aktifitas Gunungapi Ijen.

By dino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *